Peluang Usaha Mandiri Pemeliharaan Ikan Kolam Air Deras
Peluang Usaha Mandiri Pemeliharaan Ikan Kolam Air Deras - Usaha pemeliharaan ikan secara teoritas dapat dikelompokan menjadi : alamiah, semi - intensif, dan intensif. Pemeliharaan ikan secara alamiah ialah usaha pemeliharaan yang dilakukan dengan cara memanfaatkan sumber alam dengan menebari genangan-genangan air dengan jenis ikan, kemudian memanennya setelah jangka waktu tertentu, tanpa ada masukan tambahan dari petani ikannya. Pada masakini tipe usaha seperti ini sudah jarang ditemukan . Usaha pemeliharaan ikan digenangan-genangan air alami atau buatan, ditambah beberapa masukan berupa berupa pemberian pakan, pemberian pupuk, pengelolaan air, dan sebagainya; usaha tipe ini yang umum ditemukan pada masa kini. Sedangkan usaha pemeliharaan ikan secara intensif adalah usaha pemeliharaan yang mempergunakan luas unit lahan terbatas, penebaran tinggi, pengguna air berlimpah, dan pemberian pakan bergzi. Dalam praktek usaha pemeliharaan tradisional dan intensif. Dalam beberapa petunjuk sering ditemukan istilah pemelihaaran ikan secara super-insentif, yang dimaksud adalah sama dengan yang dikategorikan intensif di atas.
Usaha pemeliharaan ikan di Indonesia telah mulai dikerjakan sejak dua abad yang lalu, terutama di pulau jawa, sedangkan di daerah Sumatera sejak abad ke - 19. Usaha pemeliharaan ikan di Indonesia dimulai oleh para hartawan, bangsawan, ulama, dan pegawai negri, sebagai tanda kelebihan mereka dari rakyat biasa sehingga tujuan produksi adalah tujuan ke dua.. Usaha pemeliharaan ikan ini kemudian dipraktekan oleh rakyat yang hanya membuat kolam - kolam kecil dipekarangan rumah yang digunakan untuk keperluan harian seperti mandi, mencuci, dan mengambil air sembahyang. Fungsi kolam kemudian ditingkatkan menjadi tempat menyimpan ikan-ikan kecil ataupun ikan besar yang melebihi kebutuhan dapur; di sini kolam berpungsi sebagai tabungan. Kelebihan padat penebaran memaksa para pemilik kolam pekarangan tadi membuat kolam-kolam besar yang terletak agak jauh dari rumah dan mulailah pertumbuhan usaha pemeliharaan ikan di Indonesia. Tujuan awal usaha pemeliharaan ialah memenuhi kebutuhan keluarga, kemudian berkembang ke arah memenuhi kebutuhan tetangga dan akhirnya ke pasar. Sekarang usaha pemeliharaan ikan ini sudah meningkat ke taraf spesialisasi; kita mengenal peternak ikan benih, ikan santapan, ikan hias, dan sebagainya.
Ukuran ikan santapan yang umun diproduksi oleh para petani ikan adalah 100 - 200 g, hal ini dilakukan sesuai dengan permintaan pasar. untuk memproduksi ikan santapan ukuran ini petani ikan mempergunakan sawah, kolam pembesaran , dan saluran-saluran irigasi. Ukuran ikan lebih besar, misalnya di atas 500 g, tidak diproduksi mengingat akan keterbatasan modal, waktu, dan keterampilan. Untuk memproduksi ikan ukuran besar di pasar, mereka ini berasal dari kolam-kolam pekarangan mesjid/langgar/pura atau induk-induk yang sudah diafkir. dengan kata lain mereka tidak mempruduksi secara khusus.
Sebagai hasil pembangunan, maka setelah tahun 1970 pendapatan masyarakat meningkat secara drastis. Peningkatan taraf hidup ini mengubah pola konsumsi masyaraka. Kalau sebelumnya masyarakat merasa cukup terpenuhi kebutuhanyan dengan ikan-ikan ukuran kecil, maka sejak 1970 mereka meminta ikan-ikan ukuran besar; Ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran ikan ukuran besar di pasar semakin terasa, sehingga penelitian pemecahan masalah ini dikerjakan secara intensif sejak 1970. Penelitian ditujukan untuk kepada mencari cara-cara besar dalam jumlah banyak dan dalam waktu relatife. Di sini kami akan memberikan sedikit tip untuk penangkaran pemeliharaan ikan kolam air deras
Beberapa Persyaratan Lingkungan
Keberhasilan usaha pemeliharaan ikan dalam kolam air deras banyak ditentukan oleh faktor lingkungan, antara lain lokasi air, ikan, pakan., pemasaran, dan kemudahan transfortasi. Beberapa di antara faktor-faktor tersebut di atas akan diuraikan di bawah ini.
1. Lokasi
Pemilihan dan penentuan lokasi sangat menentukan keberhasilan usaha yang akan dibangun. Pada prinsipnya lokasi yang dipilih memenuhi persyaratan tekhnis perikanan, kemudian diikuti oleh pertimbangan ekonomi. Pada umumnya kedua faktor ini pada suatu lokasi tertentu tidak dalam kondisi yang sama-sama menguntungkan. yang baik adalah dekat sumber air dan terhindar dari pengaryh polusi; tipe lokasi seperti ini sudah tentu akan jauh dari jalur jalan raya dan permukiman sehingga dari segi faktor ekonomi tidak menguntungkan.
Tinggi lokasi dari permukaan laut erat hubungannya dengan jenis ikan yang akan dipelihara. Ikan trout yang dipelihara secara intensif memerlukan suhu air kurang dari 20 derajat celcius dengan kondisi air jernih; kondisi seperti ini akan berada pada ketinggian di atas 1000 m. Sebaliknya ikan mas, tawes, jelawat, dan lain-lain menghendaki ketinggian kurang dari 1000 m dari muka laut agar pertumbuhannya cepat.
Lokasi kolam air deras akan lebih baik kalau terletak dekat sumber air dan/atau berhubungan langsung dengan sumber air. Terletak dekat sumber air berarti air untuk kolam dapat disadap langsung dari sumbernya. Sedangkan yang dimaksud dengan istilah dapat berhubungan langsung berarti dapat saja kolam terletak beberapa ratus meter dari sumber air melalui sadapan dan saluran khusus sehingga terhindar dari gangguan polusi.
Kolam air deras memakai air dalam jumlah besar, hal ini perlu diperhatikan agar tidak menganggu sistem penggunaan air yang sudah berlangsung. Agar sistem penggunaan air yang berlangsung tidak terganggu maka prinsip pemakaian air untuk kolam air deras adalah "pinjam air". Pinjam air berarti seluruh volume air yang di sadap untuk kolam air deras harus segera kembali ke sumbernya sekeluar dari unit perkolaman. Atas dasar prinsip ini maka lokasi yang ideal adalah yang terletak di delta sungai, di persimpangan sungai, di tikungan sungai, di sepanjang tepi sungai, atau air terjunan sungai.
Perbedaan ketinggian (elevasi) sumber air dengan lokasi sebaiknya 30 - 50 cm, sehingga kita mudah mengatur pengairan kolam, debit akan menjadi lebih besar karena air bergerak lebih cepat disebabkan gravitasi. Perbedaan elevasi dapat digubuat dengan cara menurunkan lokasi, yaitu dengan cara penggalian lokasi kolam atau menaikan permukaan air sumber dengan membangun dam. Hal ini banyak dilpraktekan di dataran rendah dengan topografi datar. Pengeringan kolam pada tipe ini dilakukan dengan mempergunakan pompa. Kalau menghendaki pengeringan tanpa pompa maka diperlukan perbedaan elevasi antara air masuk dan saluran pengeringan minimal 2 m.
2. Smber Air
Air untuk usaha pemeliharaan ikan secara umum dapat berasal dari sumber; hujan, air tanah, air waduk/danau, dan sungai. Pada pemeliharaan ikan di kolam air deras yang memerlukan air berlimpah, hanya sumber air waduk/danau dan sungai yang dapat dimanfaatkan. Sumber air yang berbeda sekitar 50 cm di atas calon kolam air deras penggunannya lebih efisien karena kolam dengan kecepatan tinggi.
Sumber air dan tali air disurvei seara lengkap. Adapun hal-hal yang perlu diperhitungkan mengenai sumber air antara lain : jenis sumber air dan penggunaannya, lokasi sumber air, debit minimum, debit maksimum, kualitas air sumber, serta cara penyadapannya. jenis sumber air diperinci lagi apakah waduk alam atau buatan, sungai alam atau saluran irigasi, air berasal dari hujan, air tanah, air terjun, dan sebagainya. Di daerah-daerah dekat laut ada kemungkinan air laut merembes ke sumber air dan ini perlu diketahui agar dapat dipecahkan masalahnya. Sumber air yang terletak jauh dari calon lokasi atau yang kondisinya kurang ideal bagi kolam air deras masih dapat dipergunakan, asalkan dipertimbangkan investasi tambahan (saluran, Pompa). Penggunaan air yang berasal dari sumber yang di sadap perlu diselusuri. Informasi ini penting dalam mempertimbangkan penggunaan bahan-bahan produksi yang akan menganggu atau mencemari air bekas kolam. Kalau dipergunakan untuk keperluan irigasi perlu pula diperinci menurut jenis pemakaiannya, misalnya pertanian (sawah), perikanan (kolam), industri, rekreasi, atau sebagai cadangan air minum. Lingkungan sumber air diperiksa apakah industri, persawahan, perkebunan, permukiman, daerah rekreasi dan lain-lain. Hal ini menjadi bahan dalam meramalkan kualitas air di masa depan. Jarak antara sumber air dan calon lokasi kolam, ketinggian (elevasi) sumber terhadap kolam, serta lingkungan yang terdapat di antara sumber terhadap kolam, serta lingkungan yang terdapat di antara sumber dan lokasi kolam perlu diperiksa agar dapat diramalkan pengaruhnya terhadap air yang akan dipakai untuk kolam air deras.
3. Debit Air
Debit air baik dalam kondisi minimum maupun maksimum sepanjang tahu prlu diukur. Hal ini perlu untuk perencanaan penggunanaan dan menyangkut pola pengelolaan kolam selanjutnya. Debit air dapat diukur dengan alat "current meter" atau sederhana. Pengukuran dilakukan pada saluaran pemasukan atau saluran-saluran pengeluaran. Andai kata pengukuran pada saluran pemasukan tidak mungkin karena letaknya sukar dicapai, berbatu-batu, bentuk saluran tidak beraturan, dan lain-lain, pengukuran dapat dilakukan pada saluran-saluran atau tempat pengeluaran. Jumlah volume air yang keluar dapat dianggap sama dengan pemasukan. Cara pengukuran yang sederhana adalah sebagi berikut: pilih bagian saluran yang lurus sepanjang 5 - 10 m, ukur lebar rata-rata saluran, dalam atau tebal air dalam salura dan kecepatan air. Pengukuran kecepatan air dilakukan dibeberap tempat agar angka rata-rata yang diperoleh mendekati yang sebenarnya. Pengukuran kecepatan air dilakukan dengan stop watch atau jam dalam satuan detik, sedangkan satuan panjang dinyatakan dalam desimeter agar langsung diperoleh debit dalam liter per detik. Untuk mengukur kecepatan air kita hanyutkan benda terapung sepanjang bagian saluran yang lurus, lalu kita hitung waktu yang diperlukan benda terapung tersebut untuk menempuh jarak tertentu. Penghitungan kecepatan air dilakukan beberapa kali sampai diperoleh angka-angka dengan perbedaan yang kecil. Benda terapung yang dipergunakan pada beberapa kali pengukuran berasal dari bahan yang sama, demikian juga ukurannya. Dalam praktek dapat dipergunakan daun kering, ranting kering, atau busa plastik. Misalkan panjang bagian saluran yang lurus 100 dm, lebar saluran 10 dm, tebal air 5 dm, dan waktu yang diperlukan air untuk menempuh jarak itu 10 detik, maka debit. 100 x 10 x 5 dm3 / 10 = 500
dm3 / dt =500 1/dt.
Kebutuhan akan debit air ditentukan oleh jumlah unit kolam yang akan dibangun. Setiap kolam berukuran sekitar 50 m2, dengan jumlah berat ikan yang ditanam pada waktu awal 300 kg memerlukan debit air sekitar 75 1/detik. Jika direncanakan membangun 4 kolam dan setiap kolam mendapat air baru (tidak tercampur air bekas), maka debit minimal yang diharapkan adalah 25 1/dt air baru. Hal ini dapat dilaksanakan kalau kolam terletak di sisi saluran dan dalam formasi zigzag. Dalam kasus seperti ini produksi ikan menurun sesuai dengan penurunan kualitas air yang dipakai. Sebagai gambaran dapat diramalkan, kolam keempat, kalau ada, sudah tidak dapat berproduksi lagi secara ekonomis tanpa penambahan usaha, misalnya aerasi.
4. Kualitas Air
kualitas air berbeda menurut asalnya; air hujan, air tanah, air waduk/danau, dan air sungai memiliki sifat-sifat kimia dan fisika berbeda. Pemeriksaan kualitas harus dilakukan pada sumber air secara horizontal dan kalau mungkin secara vertikal juga. Pemeriksaan secara horizontal berarti kita menganalisa sampel air pada beberapa tempat di lapisan permukaan, sedangkan secara vertikal dilakukan dengan menganalisa sampel air yang berasal dari beberapa kedalaman tertentu. Pemeriksaan secara horizontal berguna untuk menegetahui keseragaman lapisan permukaan., sedangkan secara vertikal untuk mengetahui kemungkinan terdapat pelapisan (stratifikasi). Pemeriksaan kualitas air meliputi kandungan oksigen, karbon dioksida, amoniak, suhu, kejernihan, dan organisme air. Pengukuran sifat fisika kimia ini sebaiknya dilakukan sepanjan tahun, minimal pada musim hujan dan kemarau. Inormasi menegenai perubahan sifat isika kimia dalam setahun akan sangat menolong dalam manajemen usaha selanjutnya. Jika terdapat periode debit air berkurang atau kualitas air menurun, maka untuk masa-masa tersebut dapat diprogramkan pengurangan atau penjualan populasi ikan dan sebagainya. Hasil pengamatan diproyeksikan ke masa yang akan datang atas dasar kondisi lingkungan setempat dan daerah aliran sungai (watershed). Lingkungan setempat dan daerah aliran sungai dapat terdiri atas persawahan, perkebunan, peternakan permukiman, daerah industri,pusat rekreasi, semak belukar, hutan, dan lain-lain. Kondisi ini perlu dipelajari dalalm status kini dan masa depan. Studi kondisi lokasi masa depan dapat dilakukan melalui konsultasi dengan beberapa badan/intansi, individu dan sebagainya.
5. Penyadapan Air
Cara penyadapan air dari sumbernya perlu direncanakan secermat mungkin, karena kalau tidak akan menimbulkan akibat fatal bagi para pemakai lainnya. Pemakaian air untuk kolam air deras sangat besar jumlahnya. Kolam berukuran 50 m2 membutuhkan debit air antara 75 - 100 1/dt. Kalau yang dijadikan sumber air deras pada contoh di atas akan mengorbankan sekitar 100 ha sawah dan ini sudah tentu tidak boleh terjadi. Oleh karena itu seperti telah disebut pada tulisa terdahulu, usaha pemeliharaan ikan dalam kolam air deras mempergunakan sistem pengairan "pinjam air"., yang berarti semua air yang disadap harus kembali ke saluran yang disadap. Hal ini dijalankan dengan menempatkan kolam air deras sedekat mungkin dengan sumber air (saluran, waduk), lalu saluran pembangunan air bermuara ke saluran yang disadap. Jika prinsip ini dapat dilaksanakan , maka langkah selanjutnya adalah memikirkan tehnik penyadapannya. Pada lokasi kolam yang terletak lebih rendah dari sumber airnya, penyadapan dapat dilakukan secara langsung. Akan tetapi bagi lokasi yang terletak lebih tinggi daripada sumbernya, permukaan air sumber harus dinaikan dengan cara membuat dam.
Kesimpualan :
Dalam memelihara ikan kolam air deras anda harus memperhatikan ke lima point di atas ada cara untuk mendapatkan air dari tempat yang sudah disebut diatas yaitu degan cara membangun dam atau bendungan agar supaya air bisa setabil untuk mengaliri kolam air deras sehingga produksi ikan tidak menurun. kolam air deras ditentukan dengan adanya faktor - faktoer menunjang yaitu air yang bisa mengaliri kolam dengan deras sehingga ikan-ikan akan hidup sehat dengan adanya pasokan air yang silih berganti. ok saya kira sampai disini dulu artikel saya yang membawakan tema "Peluang Usaha Mandiri Pemeliharaan Ikan Kolam Air Deras " mudah-mudahan segala yang saya tulis dan saya tuangkan bermanfaat bagi anda semua. sumber ini saya kutip dari sumber terpercaya. Dan telah dipraktekan oleh keluarga kami hasilnya lumayan, Salam
Baca juga artikel terkait tentang Usaha Mandiri Lainnya :
Ikan mas kolam air deras |
Ukuran ikan santapan yang umun diproduksi oleh para petani ikan adalah 100 - 200 g, hal ini dilakukan sesuai dengan permintaan pasar. untuk memproduksi ikan santapan ukuran ini petani ikan mempergunakan sawah, kolam pembesaran , dan saluran-saluran irigasi. Ukuran ikan lebih besar, misalnya di atas 500 g, tidak diproduksi mengingat akan keterbatasan modal, waktu, dan keterampilan. Untuk memproduksi ikan ukuran besar di pasar, mereka ini berasal dari kolam-kolam pekarangan mesjid/langgar/pura atau induk-induk yang sudah diafkir. dengan kata lain mereka tidak mempruduksi secara khusus.
Sebagai hasil pembangunan, maka setelah tahun 1970 pendapatan masyarakat meningkat secara drastis. Peningkatan taraf hidup ini mengubah pola konsumsi masyaraka. Kalau sebelumnya masyarakat merasa cukup terpenuhi kebutuhanyan dengan ikan-ikan ukuran kecil, maka sejak 1970 mereka meminta ikan-ikan ukuran besar; Ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran ikan ukuran besar di pasar semakin terasa, sehingga penelitian pemecahan masalah ini dikerjakan secara intensif sejak 1970. Penelitian ditujukan untuk kepada mencari cara-cara besar dalam jumlah banyak dan dalam waktu relatife. Di sini kami akan memberikan sedikit tip untuk penangkaran pemeliharaan ikan kolam air deras
Beberapa Persyaratan Lingkungan
Keberhasilan usaha pemeliharaan ikan dalam kolam air deras banyak ditentukan oleh faktor lingkungan, antara lain lokasi air, ikan, pakan., pemasaran, dan kemudahan transfortasi. Beberapa di antara faktor-faktor tersebut di atas akan diuraikan di bawah ini.
1. Lokasi
Pemilihan dan penentuan lokasi sangat menentukan keberhasilan usaha yang akan dibangun. Pada prinsipnya lokasi yang dipilih memenuhi persyaratan tekhnis perikanan, kemudian diikuti oleh pertimbangan ekonomi. Pada umumnya kedua faktor ini pada suatu lokasi tertentu tidak dalam kondisi yang sama-sama menguntungkan. yang baik adalah dekat sumber air dan terhindar dari pengaryh polusi; tipe lokasi seperti ini sudah tentu akan jauh dari jalur jalan raya dan permukiman sehingga dari segi faktor ekonomi tidak menguntungkan.
Tinggi lokasi dari permukaan laut erat hubungannya dengan jenis ikan yang akan dipelihara. Ikan trout yang dipelihara secara intensif memerlukan suhu air kurang dari 20 derajat celcius dengan kondisi air jernih; kondisi seperti ini akan berada pada ketinggian di atas 1000 m. Sebaliknya ikan mas, tawes, jelawat, dan lain-lain menghendaki ketinggian kurang dari 1000 m dari muka laut agar pertumbuhannya cepat.
Lokasi kolam air deras akan lebih baik kalau terletak dekat sumber air dan/atau berhubungan langsung dengan sumber air. Terletak dekat sumber air berarti air untuk kolam dapat disadap langsung dari sumbernya. Sedangkan yang dimaksud dengan istilah dapat berhubungan langsung berarti dapat saja kolam terletak beberapa ratus meter dari sumber air melalui sadapan dan saluran khusus sehingga terhindar dari gangguan polusi.
Kolam air deras memakai air dalam jumlah besar, hal ini perlu diperhatikan agar tidak menganggu sistem penggunaan air yang sudah berlangsung. Agar sistem penggunaan air yang berlangsung tidak terganggu maka prinsip pemakaian air untuk kolam air deras adalah "pinjam air". Pinjam air berarti seluruh volume air yang di sadap untuk kolam air deras harus segera kembali ke sumbernya sekeluar dari unit perkolaman. Atas dasar prinsip ini maka lokasi yang ideal adalah yang terletak di delta sungai, di persimpangan sungai, di tikungan sungai, di sepanjang tepi sungai, atau air terjunan sungai.
Perbedaan ketinggian (elevasi) sumber air dengan lokasi sebaiknya 30 - 50 cm, sehingga kita mudah mengatur pengairan kolam, debit akan menjadi lebih besar karena air bergerak lebih cepat disebabkan gravitasi. Perbedaan elevasi dapat digubuat dengan cara menurunkan lokasi, yaitu dengan cara penggalian lokasi kolam atau menaikan permukaan air sumber dengan membangun dam. Hal ini banyak dilpraktekan di dataran rendah dengan topografi datar. Pengeringan kolam pada tipe ini dilakukan dengan mempergunakan pompa. Kalau menghendaki pengeringan tanpa pompa maka diperlukan perbedaan elevasi antara air masuk dan saluran pengeringan minimal 2 m.
2. Smber Air
Air untuk usaha pemeliharaan ikan secara umum dapat berasal dari sumber; hujan, air tanah, air waduk/danau, dan sungai. Pada pemeliharaan ikan di kolam air deras yang memerlukan air berlimpah, hanya sumber air waduk/danau dan sungai yang dapat dimanfaatkan. Sumber air yang berbeda sekitar 50 cm di atas calon kolam air deras penggunannya lebih efisien karena kolam dengan kecepatan tinggi.
Sumber air dan tali air disurvei seara lengkap. Adapun hal-hal yang perlu diperhitungkan mengenai sumber air antara lain : jenis sumber air dan penggunaannya, lokasi sumber air, debit minimum, debit maksimum, kualitas air sumber, serta cara penyadapannya. jenis sumber air diperinci lagi apakah waduk alam atau buatan, sungai alam atau saluran irigasi, air berasal dari hujan, air tanah, air terjun, dan sebagainya. Di daerah-daerah dekat laut ada kemungkinan air laut merembes ke sumber air dan ini perlu diketahui agar dapat dipecahkan masalahnya. Sumber air yang terletak jauh dari calon lokasi atau yang kondisinya kurang ideal bagi kolam air deras masih dapat dipergunakan, asalkan dipertimbangkan investasi tambahan (saluran, Pompa). Penggunaan air yang berasal dari sumber yang di sadap perlu diselusuri. Informasi ini penting dalam mempertimbangkan penggunaan bahan-bahan produksi yang akan menganggu atau mencemari air bekas kolam. Kalau dipergunakan untuk keperluan irigasi perlu pula diperinci menurut jenis pemakaiannya, misalnya pertanian (sawah), perikanan (kolam), industri, rekreasi, atau sebagai cadangan air minum. Lingkungan sumber air diperiksa apakah industri, persawahan, perkebunan, permukiman, daerah rekreasi dan lain-lain. Hal ini menjadi bahan dalam meramalkan kualitas air di masa depan. Jarak antara sumber air dan calon lokasi kolam, ketinggian (elevasi) sumber terhadap kolam, serta lingkungan yang terdapat di antara sumber terhadap kolam, serta lingkungan yang terdapat di antara sumber dan lokasi kolam perlu diperiksa agar dapat diramalkan pengaruhnya terhadap air yang akan dipakai untuk kolam air deras.
3. Debit Air
Debit air baik dalam kondisi minimum maupun maksimum sepanjang tahu prlu diukur. Hal ini perlu untuk perencanaan penggunanaan dan menyangkut pola pengelolaan kolam selanjutnya. Debit air dapat diukur dengan alat "current meter" atau sederhana. Pengukuran dilakukan pada saluaran pemasukan atau saluran-saluran pengeluaran. Andai kata pengukuran pada saluran pemasukan tidak mungkin karena letaknya sukar dicapai, berbatu-batu, bentuk saluran tidak beraturan, dan lain-lain, pengukuran dapat dilakukan pada saluran-saluran atau tempat pengeluaran. Jumlah volume air yang keluar dapat dianggap sama dengan pemasukan. Cara pengukuran yang sederhana adalah sebagi berikut: pilih bagian saluran yang lurus sepanjang 5 - 10 m, ukur lebar rata-rata saluran, dalam atau tebal air dalam salura dan kecepatan air. Pengukuran kecepatan air dilakukan dibeberap tempat agar angka rata-rata yang diperoleh mendekati yang sebenarnya. Pengukuran kecepatan air dilakukan dengan stop watch atau jam dalam satuan detik, sedangkan satuan panjang dinyatakan dalam desimeter agar langsung diperoleh debit dalam liter per detik. Untuk mengukur kecepatan air kita hanyutkan benda terapung sepanjang bagian saluran yang lurus, lalu kita hitung waktu yang diperlukan benda terapung tersebut untuk menempuh jarak tertentu. Penghitungan kecepatan air dilakukan beberapa kali sampai diperoleh angka-angka dengan perbedaan yang kecil. Benda terapung yang dipergunakan pada beberapa kali pengukuran berasal dari bahan yang sama, demikian juga ukurannya. Dalam praktek dapat dipergunakan daun kering, ranting kering, atau busa plastik. Misalkan panjang bagian saluran yang lurus 100 dm, lebar saluran 10 dm, tebal air 5 dm, dan waktu yang diperlukan air untuk menempuh jarak itu 10 detik, maka debit. 100 x 10 x 5 dm3 / 10 = 500
dm3 / dt =500 1/dt.
Kebutuhan akan debit air ditentukan oleh jumlah unit kolam yang akan dibangun. Setiap kolam berukuran sekitar 50 m2, dengan jumlah berat ikan yang ditanam pada waktu awal 300 kg memerlukan debit air sekitar 75 1/detik. Jika direncanakan membangun 4 kolam dan setiap kolam mendapat air baru (tidak tercampur air bekas), maka debit minimal yang diharapkan adalah 25 1/dt air baru. Hal ini dapat dilaksanakan kalau kolam terletak di sisi saluran dan dalam formasi zigzag. Dalam kasus seperti ini produksi ikan menurun sesuai dengan penurunan kualitas air yang dipakai. Sebagai gambaran dapat diramalkan, kolam keempat, kalau ada, sudah tidak dapat berproduksi lagi secara ekonomis tanpa penambahan usaha, misalnya aerasi.
4. Kualitas Air
kualitas air berbeda menurut asalnya; air hujan, air tanah, air waduk/danau, dan air sungai memiliki sifat-sifat kimia dan fisika berbeda. Pemeriksaan kualitas harus dilakukan pada sumber air secara horizontal dan kalau mungkin secara vertikal juga. Pemeriksaan secara horizontal berarti kita menganalisa sampel air pada beberapa tempat di lapisan permukaan, sedangkan secara vertikal dilakukan dengan menganalisa sampel air yang berasal dari beberapa kedalaman tertentu. Pemeriksaan secara horizontal berguna untuk menegetahui keseragaman lapisan permukaan., sedangkan secara vertikal untuk mengetahui kemungkinan terdapat pelapisan (stratifikasi). Pemeriksaan kualitas air meliputi kandungan oksigen, karbon dioksida, amoniak, suhu, kejernihan, dan organisme air. Pengukuran sifat fisika kimia ini sebaiknya dilakukan sepanjan tahun, minimal pada musim hujan dan kemarau. Inormasi menegenai perubahan sifat isika kimia dalam setahun akan sangat menolong dalam manajemen usaha selanjutnya. Jika terdapat periode debit air berkurang atau kualitas air menurun, maka untuk masa-masa tersebut dapat diprogramkan pengurangan atau penjualan populasi ikan dan sebagainya. Hasil pengamatan diproyeksikan ke masa yang akan datang atas dasar kondisi lingkungan setempat dan daerah aliran sungai (watershed). Lingkungan setempat dan daerah aliran sungai dapat terdiri atas persawahan, perkebunan, peternakan permukiman, daerah industri,pusat rekreasi, semak belukar, hutan, dan lain-lain. Kondisi ini perlu dipelajari dalalm status kini dan masa depan. Studi kondisi lokasi masa depan dapat dilakukan melalui konsultasi dengan beberapa badan/intansi, individu dan sebagainya.
5. Penyadapan Air
Cara penyadapan air dari sumbernya perlu direncanakan secermat mungkin, karena kalau tidak akan menimbulkan akibat fatal bagi para pemakai lainnya. Pemakaian air untuk kolam air deras sangat besar jumlahnya. Kolam berukuran 50 m2 membutuhkan debit air antara 75 - 100 1/dt. Kalau yang dijadikan sumber air deras pada contoh di atas akan mengorbankan sekitar 100 ha sawah dan ini sudah tentu tidak boleh terjadi. Oleh karena itu seperti telah disebut pada tulisa terdahulu, usaha pemeliharaan ikan dalam kolam air deras mempergunakan sistem pengairan "pinjam air"., yang berarti semua air yang disadap harus kembali ke saluran yang disadap. Hal ini dijalankan dengan menempatkan kolam air deras sedekat mungkin dengan sumber air (saluran, waduk), lalu saluran pembangunan air bermuara ke saluran yang disadap. Jika prinsip ini dapat dilaksanakan , maka langkah selanjutnya adalah memikirkan tehnik penyadapannya. Pada lokasi kolam yang terletak lebih rendah dari sumber airnya, penyadapan dapat dilakukan secara langsung. Akan tetapi bagi lokasi yang terletak lebih tinggi daripada sumbernya, permukaan air sumber harus dinaikan dengan cara membuat dam.
Kesimpualan :
Dalam memelihara ikan kolam air deras anda harus memperhatikan ke lima point di atas ada cara untuk mendapatkan air dari tempat yang sudah disebut diatas yaitu degan cara membangun dam atau bendungan agar supaya air bisa setabil untuk mengaliri kolam air deras sehingga produksi ikan tidak menurun. kolam air deras ditentukan dengan adanya faktor - faktoer menunjang yaitu air yang bisa mengaliri kolam dengan deras sehingga ikan-ikan akan hidup sehat dengan adanya pasokan air yang silih berganti. ok saya kira sampai disini dulu artikel saya yang membawakan tema "Peluang Usaha Mandiri Pemeliharaan Ikan Kolam Air Deras " mudah-mudahan segala yang saya tulis dan saya tuangkan bermanfaat bagi anda semua. sumber ini saya kutip dari sumber terpercaya. Dan telah dipraktekan oleh keluarga kami hasilnya lumayan, Salam
Baca juga artikel terkait tentang Usaha Mandiri Lainnya :