Kisah Si Kancil Dan Kelinci Yang Cerdik [Sambungan]
Kisah Si Kancil Dan Kelinci Yang Cerdik - Di cerita terdahulu sudah di ceritakan bagaimana usaha si kambing untuk merobohkan tugu, sehingga Kelinci berdiam diri, ia mencari akal, bagaimana cara untuk merobohkan tugu itu. Apalagi setelah kambing mencoba berulang kali tidak berhasil. Sekarang giliran kelinci, kambing memastikan tentu kelinci juga tidak dapat merobohkan tugu itu.
Tugu sudah condong. Maka dengan sabar kelinci mulai bekerja. Tanah di bawah tugu yang condong digaruk-garuk, ia membuat lubah di bawah tugu. Lubang makin dalam. Kelinci cerdik juga, ia membuat lubang hanya satu tempat saja. Makin dalam lubangnya, makin condong tugunya.
Akhirnya tugu dapat roboh. Kambing heran sekali, mengapa kelinci sekecil itu dapat merobohkan tugu itu? Dia sangat malu dengan terhadan kelinci dan kancil, terus lari masuk hutan.
Kancil juga mengagumi kecerdikan si kelinci, ia segera memberikan hadiah kepada kelinci.
Kata kancil, "Sungguh hebat engkau kelinci. Binatang sekuat kambing, dapat kaukalahkan dengan kecerdikanmu. Nah, ambillah semua daun pisang , sebagai hadiahmu!".
"Terima kasih, Kancil. Aku akan mengambil daun pisang yang muda saja, cukup untuk anak-anaku. Sisanya untuk kambing. Kasihan, anak-anak kambing. Biarlah ia menyadari, bahwa setiap binatang berhak hidup dengan makanan yang sama. Tidak boleh degan sifat dengki, mau menang sendiri seperti kambing tadi. Aku berdoa, mudah-mudahan kambing dapat mengubah sifatnya yang kurang baik itu," kata kelinci.
"Sungguh engkau binatang yang baik budi, berhati emas. Dan aku percaya bahwa setelah kita pergi nanti, kambing akan datang mengambil daun pisang yang masih ada. Sudahlah kelinci yang manis. Selamat atas kemenanganmu," kata kancil.
Kelinci segera mengambil daun pisang yang masih muda, cukup untuk anak-anaknya, ia sendiri makan sedikit saja. Segera ia pulang, untuk memberi kesempatan kepada kambing. Memang, kelinci binatang yang cerdik. [Tamat]
Mudah-mudahan dengan cerita ini, kita sebagai manusia tidak mencontoh sang kambing. Ambillah contoh sang kelinci yang bijaksana, selain tidak tamak dia baik hati.
Sumber cerita ini di ambil dari buku perpustakaan, Siapa Jujur Ia Akan Mujur [Ny. S. Wardoyo]. Semoga bermanfaat
Bagi sobat blogger mohon maaf admin zigzoor belum bisa berkunjung full ke blog anda-anda semua, sehubungan masih banyak kesibukan yang belum bisa di tinggalkan. Mohon maklum, ciuss...miyapa?.
Tugu sudah condong. Maka dengan sabar kelinci mulai bekerja. Tanah di bawah tugu yang condong digaruk-garuk, ia membuat lubah di bawah tugu. Lubang makin dalam. Kelinci cerdik juga, ia membuat lubang hanya satu tempat saja. Makin dalam lubangnya, makin condong tugunya.
Akhirnya tugu dapat roboh. Kambing heran sekali, mengapa kelinci sekecil itu dapat merobohkan tugu itu? Dia sangat malu dengan terhadan kelinci dan kancil, terus lari masuk hutan.
Kancil juga mengagumi kecerdikan si kelinci, ia segera memberikan hadiah kepada kelinci.
Kata kancil, "Sungguh hebat engkau kelinci. Binatang sekuat kambing, dapat kaukalahkan dengan kecerdikanmu. Nah, ambillah semua daun pisang , sebagai hadiahmu!".
"Terima kasih, Kancil. Aku akan mengambil daun pisang yang muda saja, cukup untuk anak-anaku. Sisanya untuk kambing. Kasihan, anak-anak kambing. Biarlah ia menyadari, bahwa setiap binatang berhak hidup dengan makanan yang sama. Tidak boleh degan sifat dengki, mau menang sendiri seperti kambing tadi. Aku berdoa, mudah-mudahan kambing dapat mengubah sifatnya yang kurang baik itu," kata kelinci.
"Sungguh engkau binatang yang baik budi, berhati emas. Dan aku percaya bahwa setelah kita pergi nanti, kambing akan datang mengambil daun pisang yang masih ada. Sudahlah kelinci yang manis. Selamat atas kemenanganmu," kata kancil.
Kelinci segera mengambil daun pisang yang masih muda, cukup untuk anak-anaknya, ia sendiri makan sedikit saja. Segera ia pulang, untuk memberi kesempatan kepada kambing. Memang, kelinci binatang yang cerdik. [Tamat]
Mudah-mudahan dengan cerita ini, kita sebagai manusia tidak mencontoh sang kambing. Ambillah contoh sang kelinci yang bijaksana, selain tidak tamak dia baik hati.
Sumber cerita ini di ambil dari buku perpustakaan, Siapa Jujur Ia Akan Mujur [Ny. S. Wardoyo]. Semoga bermanfaat
Bagi sobat blogger mohon maaf admin zigzoor belum bisa berkunjung full ke blog anda-anda semua, sehubungan masih banyak kesibukan yang belum bisa di tinggalkan. Mohon maklum, ciuss...miyapa?.