[ Dongeng Si Kancil ] Kancil Menipu Serigala
[ Dongeng Si Kancil ] Kancil Menipu Serigala - Pada tulisan terdahulu saya sudah menulis cerita dongen si Kancil, di antaranya Cerita Kancil Menolong Kera ( Dongeng ). Dan pada kali ini saya akan menambahkan satu lagi dongeng tentang cerita si kancil yang cerdik, dengan judul di atas. Yuk kita simak saja ceritanya.
Musim kemarau siang itu di negeri dongeng panas sekali. Sinar matahari benar-benar terasa menyengat. Ditengah hutan Kancil berjalan gontai. Perutnya benar-benar kelaparan. Semenjak pagi perutnya belum terisi apapun juga. Di musim kemarau ini Kancil kesulitan mencari buah-timun dan buah segar untuk makanannya.
Kancil berjalan kian kemari. Barangkalai ada makanan yang dapat dijadikan pengganjal perutnya yang lapar. Melewati gerumbul didekat sungai kecil, Kancil dikejutkan oleh rintihan suara yang terdengar sangat memelas minta tolong. "Tolooong! Tolooong!" Kancil berdiri tegak mencari sumber suara. Suara itu berasal dari balik rumpuan bambu, ia segera melangkah mendatangi.Sejenak dilupakannya rasa lapar dan keinginannnya untuk mencari makan. Ternyata di sana sahabatnya, si kuda, tengah diterkam punggungnya oleh serigala.!
"Tolooong! Tolooong!" kuda merintih kesakitan. Punggungnnya telah berdarah akibat gigitan serigala, perutnya tercengkram kuku tajam serigala.
"Kena kau!" Ucap serigala disela gigitannya. " Hari ini engkau akan jadi santapanku!"
Si kuda meronta-ronta dengan hebat dan berusaha keras untuk melepaskan diri, namun gigitan serta cengkeraman serigala tidak dapat dilepaskannya. Kuda makin kesakitan sementara serigala kian bernafsu untuk segera memakannya.
sahabatnya menderita kesakitan
Melihat sahabatnya menderita kesakitan, kancil berusaha memberikan bantuannya. Kancil berkata, ' Wah, hebat betul engkau hari ini serigala!" Serigala kaget melihat kedatangan kancil. "Hei, Cil! apa kau juga ingin aku makan? Tunggulah sebentar, biar kumakan kuda ini dulu!"
"Cil tolonglah aku...!" rintih kuda.
"Tenanglah kawan," jawab kancil seolah tak memeperhatikan pendderitaan sahabatnya.
"Aku urut bersyukur dan gembira melihat tangkapan besarmu ini kawan. Meski..."
"Meski apa, cil? serigala kembali menyergah dengan sahutan bengis.
"Meski keberuntunganmu belum lengkap adanya!"
"Apa maksudmu cil?" kata serigala penasaran.
"Kau dapat menangkap kuda itu, karena ia sedang sakit kakinya! Cobalah engkau pikir baik-baik, apakah selama ini engkau mampu mengejar atau bahkan dapat menangkap kuda itu?" tanya kancil.
"Walau larimu kencang, namun tidak seberapa jika dibandingkan cepatnya lari kuda!"
" Apa maksudmu, cil?" ucap serigala tak mengerti.
"Maksudku, jika kakinya tidak pincang, mana mungkin engkau mampu menangkap kuda itu?" Sejenak serigala melepaskan gigitannya pada punggung kuda. matanya tajam meliar menatap kancil.
Serigala turun dari atas punggung kuda. Kancil terus berkata "kuda itu kakinya pincang! karena telapak kakinya luka tertusuk duri. Kalau kau mau makan kuda itu hilangkan dulu duri di kakinya. Kalau tidak tenggorokanmu pasti sakit seperti ditusuk jarum dan sangat sukar bagimu untuk melepaskan duri itu karena ia berada di dalam tenggorokanmu sendiri!"
Kuda mulai memahami siasat si kancil. " Kalau kau tidak percaya, boleh kau periksa sendiri duri di telapak kaki kuda." Serigala menurut.
Ia beranjak ke belakang kuda igin memeriksa dan mencabut duri di kaki kuda. Sementara kancil mengedip-kedipkan matanya pada kuda.
Kuda mengangkat kaki belakangnya dan wajah seigala mendekat untuk melihat telapak kaki kuda. Inilah kesempatan yang baik, kuda dengan sekuat tenagannya menyepak wajah serigala " Nih rasakan dulu tendangan kakiku...!" teriak kuda.
Betapa kerasnya tenaga sepakan kuda itu hingga tubuh serigala terjengkang ke belakang dan membentur batang pohon. Wajahnya berdarah hebat dan seketika itu ia pingsan.
"Hhehehe.....siasatmurima memang hebat, cil! "Tekasih ya cil!"
"Sama-sama sahabatku....." sahut kancil." Tapi kita harus segera meninggalkan tempat ini.
" Kau benar cil! kata kuda. "Jika serigala siuman pastilah akan mengejar kita. Ayo cepat kita berlari tinggalkan tempat ini!" Maka berlarilah mereka berdua menjauhi serigala yang sedang pingsan.
Itulah hewan kecil namun berotak cerdas. Siapa lagi kalau bukan si Kancil. Kancil tidak selalu nakal, ia memang suka makan timun. Tapi tidak berlebihan. Yang jelas Kancil suka dan sering menolong hewan laianya...Selesai dan salam semua.
Sumber : Seri Cerita dan mewarnai.
Sumber : Seri Cerita dan mewarnai.