Turun Peranakan
Turun Peranakan-Tips ini khusus buat para ibu atau calon ibu muda yang baru saja mau mempunyai momongan,namun tidak ada salahnya kaum bapak atau calon bapak-bapak muda yang lainnya mengetahui tips untuk pencegahan dan hanya sekedar wawasan saja apabila kita mendapatkan masalah di atas pada pasangan hidupnya ( istri ) kelak.Karena memang turun peranakan tersebut biasanya terjadi pada ibu-ibu atau calon ibu-ibu muda,namun tidak jarang juga masalah di atas bisa terjadi kepada laki-laki,lantas bagaimana cara mengobatinya,baiklah disini saya akan memberikan sedikit tips cara menanggulanginya.
Sering kali, ibu-ibu merasakan sakit di bawah perut.Perut terasa seperti mendayut dan mis V (vagina) seakan menyembul keluar.Rasa sakit seperti ini biasanya disebut "turun peranakan". Dan umumnya penyakit ini ditanggulangi dengan cara diurut.Selain cara itu, sakit turun peranakan juga dapat diobati dengan ramuan tradisional seperti berikut ini.
Caranya :
Ambillah tunas pohon pisang batu,cuci bersih lalu buang kulit luarnya. Kemudian tumbuk sampai halus, dan ambil airnya.Minum air pisang batu uini setiap pagi selama satu minggu, atau sampai perut tidak terasa sakit lagi.
Perlu diingat !!!!," jangan mencampur air pisang batu ini dengan garam".
Soalnya,perpaduan ini membawa efek sampingan bagi empedu.
Referensi : Obat Kuno.
Dalam dunia medis, peranakan turun kerap diistilahkan dengan prolaps uteri, suatu keadaan dimana posisi rahim turun. Posisi rahim yang normal ada di atas vagina, menggantung di dalam rongga pelvic (panggul). Sementara pada prolaps uteri, posisi rahim turun ke dalam vagina. Ringan beratnya kasus bergantung pada derajat turunnya rahim dari posisi semula. Untuk itu ada beberapa tingkatan.
Tingkatan pertama tergolong masih ringan, yakni posisi rahim turun, tetapi masih berada dalam vagina. Tingkatan kedua, posisi rahim turun dan tampak di lubang vagina. Sementara tingkatan ketiga, rahim turun hingga menyembul dari lubang vagina. Yang paling parah adalah tingkatan keempat, dimana rahim keluar seutuhnya dan menggantung di luar vagina.
Turunnya rahim ini disebabkan oleh adanya kelemahan otot-otot dasar panggul (tempat rahim bergantung). Mengapa otot-otot tersebut bisa lemah? Ada beberapa kemungkinan, seperti adanya kelainan bawaan, faktor usia (proses penuaan), atau lantaran masa menopause karena pada masa ini umumnya sudah terjadi kelemahan otot-otot dasar panggul. Masih ada beberapa faktor risiko lain, seperti riwayat melahirkan normal hingga berkali-kali, melahirkan bayi dengan janin besar sekitar 3,8 - 4 kg, melahirkan dengan adanya kondisi penyulit sehingga ibu harus mengejan kuat atau divakum, atau adanya tumor di perut yang kemudian menekan rahim hingga turun.
Yang perlu disadari, kondisi rahim turun tidak terjadi dalam waktu singkat. Jadi, bukan berarti ibu yang melahirkan janin besar atau setelah melahirkan satu atau dua anak, lalu rahimnya turun. Faktor-faktor tersebut baru merupakan faktor risiko di usia lanjut kelak.
Pegal panggul
Kondisi peranakan turun yang masih ringan tak selalu menimbulkan keluhan. Secara fisik pun tak akan kelihatan, kecuali pada kasus-kasus yang sudah berat. Pada tingkatan tiga atau empat, secara fisik akan tampak bagian rahim yang keluar dari vagina. Keluhan rasa sakit seperti ditarik-tarik atau terasa pegal-pegal di panggul belakang (low back pain) atau bagian perut bawah juga sudah dirasakan. Rahim yang sampai menggantung keluar dari vagina tentu saja terasa mengganjal dan tak nyaman dibawa berjalan. Belum lagi, akibat tergesek-gesek akan timbul perlukaan.
Pada beberapa kasus sering kali ditemui turunnya rahim disertai juga dengan turunnya kandung kemih dan usus besar ke arah vagina. Akibatnya, selain proses buang air kecil jadi terhambat atau terasa tidak plong, penetrasi oleh pasangan juga membuat tak nyaman.
Jarang turunnya rahim ini dialami oleh perempuan usia reproduktif. Selama kasusnya masih dalam batasan ringan pun, Anda tetap memungkinkan untuk mengandung. Yang perlu diluruskan di sini adalah turunnya rahim tidak ada kaitannya dengan perut ibu yang tampak menggantung saat berbadan dua (sering disebut sebagai perut gantung). Ini merupakan dua hal yang berbeda. Perut gantung terjadi bukan lantaran turunnya rahim, melainkan karena kelemahan otot-otot perut.
Narasumber: Dr Rino Bonti Tri Hadma Shanti, SpOG, dari SamMarie Family Health Care, Jakarta.
Nah itulah tips mendatasinya,mudah-mudahan cara pengobtan turun peranakan ini bisa membantu untuk anda semua.Semoga bermanfaat.
Referensi : kompas.com
Sering kali, ibu-ibu merasakan sakit di bawah perut.Perut terasa seperti mendayut dan mis V (
Caranya :
Ambillah tunas pohon pisang batu,cuci bersih lalu buang kulit luarnya. Kemudian tumbuk sampai halus, dan ambil airnya.Minum air pisang batu uini setiap pagi selama satu minggu, atau sampai perut tidak terasa sakit lagi.
Perlu diingat !!!!," jangan mencampur air pisang batu ini dengan garam".
Soalnya,perpaduan ini membawa efek sampingan bagi empedu.
Referensi : Obat Kuno.
Dalam dunia medis, peranakan turun kerap diistilahkan dengan prolaps uteri, suatu keadaan dimana posisi rahim turun. Posisi rahim yang normal ada di atas vagina, menggantung di dalam rongga pelvic (panggul). Sementara pada prolaps uteri, posisi rahim turun ke dalam vagina. Ringan beratnya kasus bergantung pada derajat turunnya rahim dari posisi semula. Untuk itu ada beberapa tingkatan.
Tingkatan pertama tergolong masih ringan, yakni posisi rahim turun, tetapi masih berada dalam vagina. Tingkatan kedua, posisi rahim turun dan tampak di lubang vagina. Sementara tingkatan ketiga, rahim turun hingga menyembul dari lubang vagina. Yang paling parah adalah tingkatan keempat, dimana rahim keluar seutuhnya dan menggantung di luar vagina.
Turunnya rahim ini disebabkan oleh adanya kelemahan otot-otot dasar panggul (tempat rahim bergantung). Mengapa otot-otot tersebut bisa lemah? Ada beberapa kemungkinan, seperti adanya kelainan bawaan, faktor usia (proses penuaan), atau lantaran masa menopause karena pada masa ini umumnya sudah terjadi kelemahan otot-otot dasar panggul. Masih ada beberapa faktor risiko lain, seperti riwayat melahirkan normal hingga berkali-kali, melahirkan bayi dengan janin besar sekitar 3,8 - 4 kg, melahirkan dengan adanya kondisi penyulit sehingga ibu harus mengejan kuat atau divakum, atau adanya tumor di perut yang kemudian menekan rahim hingga turun.
Yang perlu disadari, kondisi rahim turun tidak terjadi dalam waktu singkat. Jadi, bukan berarti ibu yang melahirkan janin besar atau setelah melahirkan satu atau dua anak, lalu rahimnya turun. Faktor-faktor tersebut baru merupakan faktor risiko di usia lanjut kelak.
Pegal panggul
Kondisi peranakan turun yang masih ringan tak selalu menimbulkan keluhan. Secara fisik pun tak akan kelihatan, kecuali pada kasus-kasus yang sudah berat. Pada tingkatan tiga atau empat, secara fisik akan tampak bagian rahim yang keluar dari vagina. Keluhan rasa sakit seperti ditarik-tarik atau terasa pegal-pegal di panggul belakang (low back pain) atau bagian perut bawah juga sudah dirasakan. Rahim yang sampai menggantung keluar dari vagina tentu saja terasa mengganjal dan tak nyaman dibawa berjalan. Belum lagi, akibat tergesek-gesek akan timbul perlukaan.
Pada beberapa kasus sering kali ditemui turunnya rahim disertai juga dengan turunnya kandung kemih dan usus besar ke arah vagina. Akibatnya, selain proses buang air kecil jadi terhambat atau terasa tidak plong, penetrasi oleh pasangan juga membuat tak nyaman.
Jarang turunnya rahim ini dialami oleh perempuan usia reproduktif. Selama kasusnya masih dalam batasan ringan pun, Anda tetap memungkinkan untuk mengandung. Yang perlu diluruskan di sini adalah turunnya rahim tidak ada kaitannya dengan perut ibu yang tampak menggantung saat berbadan dua (sering disebut sebagai perut gantung). Ini merupakan dua hal yang berbeda. Perut gantung terjadi bukan lantaran turunnya rahim, melainkan karena kelemahan otot-otot perut.
Narasumber: Dr Rino Bonti Tri Hadma Shanti, SpOG, dari SamMarie Family Health Care, Jakarta.
(Dedeh Kurniasih/Tabloid Nakita)
Nah itulah tips mendatasinya,mudah-mudahan cara pengobtan turun peranakan ini bisa membantu untuk anda semua.Semoga bermanfaat.
Referensi : kompas.com